Oleh : Ust.Farid Nu’man Hasan
Bagi seorang muslim kita wajib meyakini bahwa dunia akan menjadi milik
kaum muslimin, dalam pengertian umat Islam akan kembali menjadi soko
guru dunia, menebarkan rahmat untuk sekalian alam. Keyakinan ini tidak
boleh berubah walau sejengkal. Sebab keyakinan ini bukanlah impian kaum
yang tertidur, bukan pula igauan kaum yang tak sadar, tetapi keyakinan
yang berasal dari jiwa yang hidup dan hati yang menggelora, serta kabar
gembira dari wahyu Ilahiyah dan petunjuk kenabian. Benar apa yang
dikatakan salah seorang pahlawan Islam, Al Imam Hasan Al Banna
Rahimahullah:
“Kenyataan hari ini adalah impian hari kemarin, kenyataan hari esok adalah khayalan hari ini.”
Kabar Dari Al Quran
Allah ‘Azza wa Jalla berfirman:
وَعَدَ
اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ
لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الأرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِنْ
قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَى لَهُمْ
وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِنْ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا يَعْبُدُونَنِي لا
يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا وَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ
الْفَاسِقُونَ
Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu
dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan
menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan
orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan
bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia
benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam
ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembahku-Ku dengan
tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang
(tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang
fasik. (QS. An Nuur (24): 55)
Lihatlah …….. Allah ‘Azza wa Jalla telah berjanji kepada kaum beriman dan beramal shalih bahwa Dia akan menjadikan mereka sebagai penguasa dunia, dan Allah ‘Azza wa Jalla tidak akan pernah mengingkari janjiNya, selama syaratnya terpenuhi; beriman dan beramal shalih.
Berkata Imam Ibnu Katsir Rahmatullah ‘Alaih:
هذا وعد من الله لرسوله صلى الله عليه وسلم . بأنه سيجعل أمته خلفاء الأرض، أي: أئمةَ الناس والولاةَ عليهم، وبهم تصلح البلاد، وتخضع لهم العباد، ولَيُبدلَنّ بعد خوفهم من الناس أمنا وحكما فيهم، وقد فعل تبارك وتعالى ذلك.
“Ini adalah janji dari Allah kepada RasulNya Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam,
bahwasanya Dia akan menjadikan umatNya sebagai khalifah di muka bumi,
yaitu para pemimpin manusia dan penguasa atas mereka, ditangan
merekalah perbaikan negeri, dan kepada mereka manusia akan tunduk, dan
Allah akan benar-benar menggantikan dengan rasa aman kepada manusia
setelah diliputi rasa takut dan menjadikannnya sebagai pengadil di
antara mereka, dan Allah Tabaraka wa Ta’ala telah membuktikan hal itu.” (Tafsir Al Quran Al ‘Azhim, 6/77. Darul Kitab Al ‘Arabi)
Ayat lain:
إِنَّهُمْ لَهُمُ الْمَنْصُورُونَ وَإِنَّ جُنْدَنَا لَهُمُ الْغَالِبُونَ
“Sesungguhnya mereka itulah yang akan mendapat pertolongan, dan
sesungguhnya tentara Kamilah yang pasti menang.” (QS. Ash Shaaffaat
(37): 172-173)
Berkata Imam Asy Syaukani Rahmatullah ‘Alaih:
وهذا
الوعد لهم بالنصر ، والغلبة لا ينافيه انهزامهم في بعض المواطن ، وغلبة
الكفار لهم ، فإن الغالب في كل موطن هو : انتصارهم على الأعداء ، وغلبتهم
لهم ، فخرج الكلام مخرج الغالب ، على أن العاقبة المحمودة لهم على كل حال ،
وفي كل موطن كما قال سبحانه : { والعاقبة لِلْمُتَّقِينَ } [ القصص : 83 ]
“Ini adalah janji kemenangan untuk mereka, dan kemenangan tidak berarti
meniadakan adanya kekalahan mereka di beberapa medan perang, dan
kemenangan terhadap orang yang inkar adalah untuk mereka. Sesungguhnya
kemenangan pada setiap medan tempur itu bentuknya adalah: mereka
ditolong ketika melawan musuh-musuh dan mereka menang melawan musuhnya,
lalu keluarlah perkataan yang berasal dari orang yang menang bahwa
hasil yang terpuji adalah milik mereka pada setiap keadaan pada setiap
medan pertempuran, sebagaimana firmanNya: dan akibat yang baik adalah
bagi orang-orang bertaqwa. (Al Qashash: 83).” (Fathul Qadir, 6/224. Mawqi’ Ruh Al Islam)
Ayat lain:
كَتَبَ اللَّهُ لأغْلِبَنَّ أَنَا وَرُسُلِي إِنَّ اللَّهَ قَوِيٌّ عَزِيزٌ
“Allah telah menetapkan, Aku dan RasulKu pasti menang, sesungguhnya
Allah Maha Kuat dan Maha Perkasa.” (QS. Al Mujadilah (58): 21)
Imam Ibnu Katsir Rahmatullah ‘Alaih mengatakan:
أي: كتب القوي العزيز أنه الغالب لأعدائه. وهذا قدر محكم وأمر مبرم، أن العاقبة والنصرة للمؤمنين في الدنيا والآخرة.
“Yaitu: Allah Yang maha Kuat dan Perkasa telah menetapkan bahwa Dialah
pemenang atas musuh-musuhNya. Ini merupakan hukum yang telah diutuskan
dan perkara yang telah pasti. Bahwa akibat yang baik dan pertolongan
adalah bagi kaum mukminin baik di dunia maupun akhirat.” (Tafsir Al Quran Al ‘Azhim, 8/54)
Tiga ayat ini sudah mencukupi untuk menegaskan kembali keyakinan seorang
muslim, bahwa mereka tidak boleh berputus asa, tidak boleh berhenti
berjuang, karena masa depan dunia berada dalam genggaman mereka, sesuai
apa yang dijanjikanNya.
Kabar Dari Al Hadits An Nabawi
Berikut ini akan kami paparkan beberapa berita kenabian
yang menguatkan apa-apa yang sudah tercantum dalam Al Quran.
Dari Ubai bin Ka’ab Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
بَشِّرْ هَذِهالْأُمَّةَ بِالسَّنَاءِ وَالرِّفْعَةِ، وَالدِّينِ، وَالنَّصْرِ، وَالتَّمْكِينِ فِي الْأَرْضِ
“Berikan kabar gembira kepada umat ini dengan keagungan, ketinggian, agama, pertolongan, dan kedudukan di muka bumi.” (HR. Ahmad No. 21220, Syaikh Syu’aib Al Arna’uth mengatakan: isnaduhu qawwiy. Juga diriwayatkan oleh Asy Syaasyi No. 1491, Al Hakim, 4/311. Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman No. 6834, 10335, juga dalam Dalail An Nubuwah, 6/317-318 , dari jalan Zaid bin Al Hibab, dan lain-lain. Syaikh Al Albani menshahihkan dalam Shahihul Jami’ No. 2825)
Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
إن الله يبعث إلى هذه الأمة على رأس كل مائة سنة من يجدد لها دينها
“Sesungguhnya Allah mengutus kepada umat ini pada setiap seratus tahun orang yang memperbarui agamanya.” (HR. Abu Daud No. 4291, Al Hakim No. 8592, Al Baihaqi dalam Al Manaqib, 1/137. Syaikh Syu’aib Al Arna’uth mengatakan: rijaaluhu tsiqaat (para periwayatnya terpercaya). Syaikh Al Albani menshahihkan dalam berbagai kitabnya, As Silsilah Ash Shahihah No. 599, Shahih wa Dhaif Sunan Abi Daud No. 4291, Shahihul Jami’ No. 1874, dan Misykah Al Mashabih No. 247)
Imam Adz Dzahabi Rahimahullah mengatakan:
قال
أحمد بن حنبل من طرق عنه: إن الله يقيض للناس في رأس كل مئة من يعلمهم
السنن، وينفي عن رسول الله صلى الله عليه وسلم الكذب، قال: فنظرنا، فإذا في
رأس المئة عمر بن عبد العزيز، وفي رأس المئتين الشافعي
Berkata Ahmad bin Hambal dari berbagai jalur periwayatan darinya:
“Sesungguhnya Allah akan mendatangkan bagi manusia pada awal setiap
seratus tahun dengan orang yang mengajarkan mereka as sunah, dan akan
mengingkari kedustaan terhadap Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.” Dia
(Ahmad) berkata: “Kami melihat pada seratus tahun pertama adalah Umar
bin Abdul Aziz, dan pada awal seratus tahun kedua adalah Asy Syafi’i.” (Siyar A’lamin Nubala, 10/46. Lihat juga kitab lain, Tarikh Baghdad, 2/62. Ma’rifah As Sunan wal Atsar, 1/138. Hiyatul Auliya, 9/97-98. Tarikh Ibnu ‘Asakir, 14/412/2. ‘Aunul Ma’bud, 11/260-261. Syamilah)
Hadits lain, dari Hudzaifah bin Yaman Radhiallahu ‘Anhu:
" تَكُونُ النُّبُوَّةُ فِيكُمْ مَا شَاءَ اللهُ أَنْ تَكُونَ، ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ
يَرْفَعَهَا، ثُمَّ تَكُونُ خِلَافَةٌ عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ،
فَتَكُونُ مَا شَاءَ اللهُ أَنْ تَكُونَ، ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ
اللهُ أَنْ يَرْفَعَهَا، ثُمَّ تَكُونُ مُلْكًا عَاضًّا ، فَيَكُونُ مَا
شَاءَ اللهُ أَنْ يَكُونَ، ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ
يَرْفَعَهَا، ثُمَّ تَكُونُ مُلْكًا جَبْرِيَّةً ، فَتَكُونُ مَا شَاءَ
اللهُ أَنْ تَكُونَ، ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا،
ثُمَّ تَكُونُ خِلَافَةً عَلَى مِنْهَاجِ نُبُوَّةٍ " ثُمَّ سَكَتَ
“Akan terjadi masa kenabian sesuai kehendak Allah masanya, kemudian Dia
hilangkan jika Dia kehendaki. Lalu datang masa kekhilafahan di atas
manhaj (metode/jalan) kenabian selama sesuai kehendak Allah, lalau Dia
hapuskan sesuai kehendakNya. Kemudian zaman raja-raja menggigit selama
sesuai kehendak Allah, lalu Allah hapuskan sesuai kehendakNya. Lalu
datang masa raja-raja totoriter selama sesuai kehendak Allah, lalu Dia
hapus sesuai kehendakNya. Kemudian akan datang masa kekhilafahan sesuai
manhaj kenabian,” kemudian dia terdiam. (HR. Ahmad No. 18406, Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan: isnaduhu hasan. Al Bazzar dalam Al Bahr Az Zikhar No. 2796. Syaikh Al Albani juga menghasankan. Lihat Misykah Al Mashabih No. 5378. Al Haitsami mengatakan: rijaaluhu tsiqaat. Lihat Majma’ Az Zawaid, 5/188-189)
Tanda – Tanda Kemenangan Sudah Terlihat
Bagi seorang yang dianugerahi akal dan kekuatan, maka
keyakinan tersebut mesti ditindaklanjuti dengan kerja nyata dan analisa
yang mendalam. Kita lihat hari ini tanda-tanda kemenangan Umat Islam
sudah terlihat. Di antaranya:
¡ Islam Agama tercepat pertumbuhannya di berbagai benua
- Kegagalan kaum misionaris dalam memurtadkan umat Islam di banyak negeri-negeri Muslim
- Frustasinya gerakan Zionis menghadapi perlawanan Palestina
- Kesadaran
berislam sejak awal abad 15 Hijriyah semakin Nampak. Hal ini dapat kita
lihat berupa bangkitnya berbagai gerakan kebangkitan Islam di berbagai
Negara dan institusi, jilbabisasi, maraknya islamic center, bank
syariah, banyaknya majelis ta’lim, buku-buku Islam adalah buku
terlaris, hidupnya sunah nabi, hukum-hukum Islam sudah mulai masuk ke
hukum Negara baik secara substansi atau formal, dll)
- Bangkrutnya peradaban Barat (merosotnya moral, kejenuhan mereka terhadap budaya sendiri, dll)
Potensi Yang Dimiliki Umat Islam
- SDM
yang sangat banyak (1.5 Milyar penduduk dunia adalah muslim), bahkan
terbanyak di dunia jika Katolik dan Protestan dipisahkan.
- Banyak menduduki negeri-negeri yang memiliki kekayaan alam melimpah
- Solidaritas keagamaan masih kuat
- Pernah menguasai dunia selama hampir satu milenium
- Memiliki kekuatan ideologi yang tidak dimiliki umat lain; yaitu aqidah islam, dan lainnya
Kekurangan Dan Tantangan Umat Islam
- Masih kurang Percaya Diri jika berhadapan dengan orang Barat, setelah dijajah mereka beberapa abad (mentalitas orang kalah)
- Masih ada friksi (perpecahan) dalam tubuh umat Islam
- Belum terkelolanya SDM dan SDA yang dimiliki
- Dalam masalah moralitas remaja dan pejabatnya masih memprihatinkan
- Dalam ekonomi masih tergantung negeri-negeri non muslim dan lembaga mereka
- Cenderung reaksioner dalam menghadapi berbagai masalah
- Tidak adanya pempimpin yang menyatukan mereka di tingkat Internasional
Mudah-mudahan dengan keimanan yang mendalam (Imanul ‘Amiq), kesadaran keisalaman yang membaik, upaya yang tiada henti (amaliyah mutawashil),
dibarengi saling ta’awun (tolong menolong) di atas bajikan, serta
diiringi munajat kepada Allah Ta’ala, masa-masa keemasan akan kembali
milik umat Islam.
Wallahu A’lam wa ilaihil Musta’an …
sumber:islamedia.web.id