“Inilah jalanku: aku dan orang-orang yang mengikutiku berdakwah kepada Allah dengan hujah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik” (Yusuf:108).

Kamis, 09 Februari 2012

5 BUAH SEDEKAH YANG DIPETIK DI AKHIRAT

Saudaraku…
Sebelumnya telah kita ulas mengenai 5 buah sedekah yang sangat manis yang dapat kita petik di dunia. Lalu buah apa yang dapat kita petik di akherat dari benih sedekah yang kita tanam di dunia?.
Abu Laits As Samarkandi rahimahullah pernah berkata, “Sedangkan lima buah kebaikan sedekah yang dapat kita petik di akherat adalah:
• Sedekah sebagai payung pelindung dari teriknya api neraka.
• Ia dapat meringankan hisab.
• Memberatkan timbangan kebaikan.
• Sukses melewati sirath.
• Mengangkat derajat di surga.
Saudaraku….
Di musim kemarau saat suasana hari terasa terik, sinar matahari membakar kulit, maka yang biasa kita lakukan adalah berlindung di bawah payung, berteduh di bawah pohon yang rindang dan mencari ruangan ber-AC agar tubuh kita terasa sejuk dan segar.
Sedemikian besar harapan manusia untuk selalu mengecap ketenangan hidup. Suasana yang nyaman dan tenteram. Jauh dari suasana lembab dan berkeringat, pengap dan gerah di sepanjang hari. Baik itu di rumah tempat tinggal kita, kendaraan, tempat kerja dan seterusnya.
Namun pernahkah kita membayangkan, seberapa besar tensi panas api neraka yang disediakan Allah swt untuk membakar tubuh penghuni neraka?. “Api kalian (di dunia) ini, yang dipergunakan bani Adam (untuk keperluan sehari-hari) adalah sepertujuh puluh panasnya api di neraka Jahannam.” (muttafaq ‘alaih).
Wal ‘iyadzu billah, sedemikian panas api neraka itu. Padahal api di dunia mampu menghanguskan tubuh manusia beberapa menit lamanya. Apa jadinya tubuh manusia jika dibakar dengan api neraka di akherat kelak?.
Salah satu payung pelindung dan tempat berteduh dari sengatan api neraka itu adalah dengan memperbanyak sedekah. Dan sebaik-baik sedekah adalah yang kita keluarkan secara rahasia, tidak diketahui oleh orang lain. Orang yang mampu bersedekah seperti ini merupakan satu golongan dari tujuh golongan yang disebut Nabi saw; yang akan mendapatkan naungan Allah pada hari kiamat. Di hari yang tiada naungan kecuali naungan-Nya.
Siapa di antara kita yang tidak ingin dimudahkan oleh-Nya pada hari perhitungan amal. Hitungan yang tepat tak pernah salah dan meleset. Audiet yang tak mengenal kompromi. Siapapun kita dan apapun jabatan kita. Yang menyelamatkan kita di hari itu hanyalah iman dan amal shalih. Di antara amal unggulan untuk meringankan hisab kita adalah sedekah.
Yang akan memberatkan timbangan kita nanti di yaumil mizan adalah amal-amal baik kita. Rasulullah pernah menyindir kita perihal orang yang memiliki tubuh yang besar dan gemuk, tapi setelah ditimbang di akherat ternyata beratnya tidak lebih dari sayap nyamuk. Sementara Abdullah bin Mas’ud ra yang bertubuh kurus kering, tapi kedua betisnya jika ditimbang lebih berat dari gunung Uhud.
Dengan memperbanyak sedekah insyaallah, timbangan amal kita menjadi lebih berat biidznillah.
Saudaraku…
Menjadi bagian iman kita kepada yang ghaib adalah bahwa kita sebagai seorang mukmin akan melalui Sirath, jembatan yang terbentang di atas neraka yang harus kita lalui menuju ke surga. Ada yang sukses melewatinya secepat kedipan mata. Ada yang melaluinya seperti angin kencang. Ada yang seperti kilat. Ada yang seumpama burung. Ada yang ibarat penunggang kuda, penunggang unta. Ada yang berjalan dengan merangkak dan ada yang terjatuh. Demikian Nabi saw memberi gambaran keadaan orang-orang mukmin ketika melewati Sirath.
Keselamatan dan kesuksesan melewati Sirath kelak di akherat sana menjadi permohonan kita semua. Mari kita buktikan kesungguhan do’a kita itu dengan memperbanyak sedekah.
Saudaraku…
Rasul bersabda, “Sesungguhnya surga itu ada 100 tingkatan. Jarak antara satu tingkat dengan tingkatan berikutnya seperti jarak antara langit dan bumi.” (shahih al jami’, syekh Al bani).
Masing-masing tingkatan memiliki keistimewaan tersendiri. Dan tingkatan tertinggi adalah surga Firdaus, yang di sana dihuni oleh para nabi dan rasul, orang-orang yang mati syahid, orang-orang yang jujur dan shalihin.
Tentu menjadi tetangga para nabi dan rasul serta para sahabat dan orang-orang yang menghuni surga Firdaus tidaklah mudah. Seperti disebutkan dalam syair, “Tidak sedikit mahar yang perlu dibayar. Tidak sedikit pedih yang ditagih.”
Salah satu mahar yang harus dibayarkan adalah sedekah. Karena dalam harta kita, dalam rezki kita ada hak orang-orang yang tak punya.
Saudaraku…
Jika sedemikian manis buah sedekah yang bisa kita petik di akherat, apakah kita masih enggan bersedekah? Wallahu a’lam bishawab.
Sumber:Status Ustadz Abu Ja’far
(http://www.facebook.com/profile.php?id=100000992948094)

0 komentar:

Posting Komentar