Para pengunjuk rasa Mesir melanjutkan aksi demo mereka menandai ulang tahun pemberontakan berbaris menuju ke Kairo Tahrir Square pada Jumat kemarin (27/1), menyebut aksi mereka sebagai "Jumat Kebanggaan dan Martabat" pada saat mereka menuntut perubahan demokratis.
Para pengunjuk rasa bergabung dengan hampir 60 partai dan gerakan politik , termasuk Gerakan Pemuda 6 April, Partai Aliansi Sosialis Rakyat, kaum Sosialis Revolusioner dan Gerakan pemuda Kebebasan dan Keadilan, koran pemerintah Mesir Al-Ahram melaporkan.
Peserta aksi meninggalkan masjid Kairo setelah shalat Jumat dan menuju Tahrir, jantung aksi protes revolusi Mesir tahun lalu.
"Ganyang kekuasaan militer!" Teriak demonstran yang meninggalkan masjid Istiqamah di Giza, menggemakan ketidakpuasan atas penanganan junta militer dalam berkuasa sejak penggulingan Mubarak pada bulan Februari 2011.
"Legitimasi berasal dari alun-alun," teriak mereka, sambil bertepuk tangan dan melambaikan bendera.
Di Tahrir, ribuan orang berkumpul shalat Jumat di tengah alun-alun, di antara tenda-tenda yang menandai aksi duduk yang diluncurkan pada Rabu lalu, ulang tahun pertama dimulainya pemberontakan.
Syaikh Mazhar Syahin, khatib jumat, mengatakan bahwa sementara pemberontakan telah menghasilkan prestasi penting, perjalanan menuju pemerintahan yang demokratis masih jauh dari selesai.
"Orang-orang keluar pada tanggal 25 Januari 2011 untuk menyerukan kebebasan, keadilan, martabat dan akhir rezim yang menyebarkan segala bentuk korupsi," kata Syahin di tengah kerumunan massa.
"Mereka berhasil untuk menghapus kepala rezim hanya dalam 18 hari dan menaruh beberapa simbol rezim di belakang. Namun, revolusi belum mencapai semua tujuan dan inilah alasan rakyat kembali turun ke jalan lagi di ulang tahun pertama revolusi, "kata Syahin.
Aksi protes juga meletus di kota kanal Suez dan di Alexandria, di mana demonstran terjebak dalam hujan, lapor Al-Ahram.(fq/aby)
Sumber : www.eramuslim.com
0 komentar:
Posting Komentar