Ada teman ana yang menanyakan dalil mengenai rajin membaca Al-Qur’an sudah terbata-bata maupun lancar bahkan tahu artinya, namun tidak mengamalkan isinya.
Setahu ana perbuatan membaca dan mengamalkan isi Al-Qur’an itu memang yang paling afdhol namun kedua hal itu kan terpisah dalam melakukannya.
Mohon penjelasan dr Ustadz apakah ada dalil tentang keutaman membaca Al-Qur’an dan mengamalkannya serta membaca namun tidak mengamalkannya?
Karena pertanyaan itu teman ana sering mikir sepertinya percuma kalau baca Al-Qur’an sudah tertatih-tatih tidak tahu artinya dan tak mengamalkannya. Syukron
Wassalamu ‘alaikumwr wb
Jawaban
Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh,Yang paling baik tentu rajin baca Al-Quran dengan bacaan yang baik, lalu juga mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai muslim kita tidak memilah-milah antara keduanya.
Sebagai seorang muslim, tentu urusan mengamalkan isi Al-Quran sudah menjadi harga mati. Sebab Al-Quran bukan sekedar kitab untuk dibaca saja, tetapi lebih dari itu, Al-Quran adalah petunjuk hidup.
Allah SWT berfirman:
Dan demikianlah Kami menurunkan Al-Qur’an dalam bahasa Arab, dan Kami telah menerangkan dengan berulang kali, di dalamnya sebahagian dari ancaman, agar mereka bertakwa atau Al-Qur’an itu menimbulkan pengajaran bagi mereka.(QS. Thaha: 113)
Demikianlah Kami wahyukan kepadamu Al-Qur’an dalam bahasa Arab, supaya kamu memberi peringatan kepada ummul Qura dan penduduk sekelilingnya serta memberi peringatan tentang hari berkumpul yang tidak ada keraguan padanya. Segolongan masuk surga, dan segolongan masuk Jahannam.(QS. As-Syura: 7)
Menjalankan Isi Al-Quran
Namun kita juga perlu tahu bahwa isi Al-Quran itu sangat luas, mencakup wilayah yang menjadi pokok agama, tetapi juga ada wilayah yang bersifat anjuran. Kalau kita pinjam istilah para ahli fiqih, ada wajib dan ada sunnah. Ada haram dan ada makruh.
Jadi yang harus dijalankan terutama pada bagian yang paling esensial, seperti urusan dasar aqidah dan syariah.Jadi kami batasi dulu saja, bahwa mengamalkan isi Al-Quran adalah sesuatu yang mutlak wajib dijalankan, terutama pada wilayah yang paling esensial, yaitu aqidah dan syariah.
Di tataran aqidah, rasanya sedikit sekali wilayah perbedaan pendapatnya. Beda dengan tataran syariah yang agak lebih beragam teknis pelaksanaannya. Dan masalah itu nanti akan dibahas pada bab fiqih.
Tentu saja isi Al-Quran bukan hanya aqidah dan syariah saja, tapi mencakup semua ajaran Allah SWT. Namun karena jumlah ayat Al-Quran sangat terbatas, yaitu berkisar hanya 6000-an ayat lebih saja, maka tentu saja detail-detail isi dan teknisnya nanti dijelaskan lewat hadits-hadits nabawi. Boleh dibilang yang ada di dalam Al-Quran baru sebatas prinsip-prinsip dasarnya.
Membaca Al-Quran
Seorang muslim wajib bisa membaca Al-Quran, setidaknya mengucapkan lafadz surat Al-Fatihah. Sebab lafadz ini menjadi rukun shalat 5 waktu. Tanpa membaca surat ini dengan benar, maka shalatnya tidak sah.
Namun lepas dari urusan wajib, pendeknya membaca Al-Quran sangat dianjurkan untuk dilakukan oleh setiap muslim, baik di dalam shalat atau di luar shalat.
Di antara hadits yang menjadi dasar anjuran dan keutamaan kita membaca Al-Quran adalah:
1. Menjadi Syafaat di Hari Kiamat
Dari Abu Umamah radhiyallahu ‘anhu berkata, “Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Bacalah Al-Quran sebab Al-Quranvakan datang pada hari kiamat sebagai sesuatu yang dapat memberikan syafaat (pertolongan) kepada orang-orang yang mempunyainya.” (HR Muslim)
2. Hidup Bersama Para Malaikat
Dari Aisyah radhiallahu ‘anha berkata bahwa RasulullahSAW bersabda, “Orang yang membaca al-Quran dan ia sudah mahir dengan bacaannya itu, maka ia adalah beserta para malaikat utusan Allah yang mulia lagi sangat berbakti, sedang orang yang membacanya al-Quran dan ia terbata-bata dalam bacaannya (tidak lancar) juga merasa kesukaran di waktu membacanya itu, maka ia dapat memperoleh dua pahala.” (HR Bukhari Muslim)
3. Membaca Satu Huruf Mendapat 10 Kebajikan
Dari Ibnu Mas’ud radhiallahu ‘anhu berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Orang yangmembaca sebuah huruf dari kitabullah (Al-Quran), maka ia memperoleh suatu kebaikan, sedang satu kebaikan itu akan dibalas dengan sepuluh kali lipat yang seperti itu. Saya tidak mengatakan bahwa alif lam mim itu satu huruf, tetapi alif adalah satu huruf, lam satu huruf dan mim juga satu huruf.”(HR Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan shahih)
4. Mendapat Ketenangan, Rahmat, Malaikat dan Disebut-sebut Namanya
Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah-rumah Allah untuk melantunkan ayat-ayat suci al-Qur’an dan mempelajarinya, melainkan akan turun kepada mereka ketenangan, akan dilingkupi pada diri mereka dengan rahmat, akan dilingkari oleh para malaikat dan Allah pun akan menyebut (memuji) mereka pada makhluk yang ada di dekat-Nya.“ (HR Muslim)
Membaca Al-Quran Tapi Melanggar Larangan
Yang paling parah dan harus segera dicegah adalah orang yang pandai membaca Al-Quran, bahkan rajin membacanya, tetapi rajin juga mengerjakan kemungkaran dan maksiat.
Pemandangan ini sesekali bisa kita saksikan di tengah kerancuan beragama di negeri kita. Ada orang yang bahkan sudah jadi Qari’, dalam arti pandai baca Quran dengan merdu, fasih dan lancar. Tapi kadang kelakuannya masih saja terbawa arus jahili. Entah dia pacaran, buka aurat, atau malah ikut kegiatan yang berlawanan dengan syariat Islam.
Atau bahkan melakukan syirik karena datang ke dukun, peramal, memelihara dan menghamba kepada jin, percaya kepada hari naas, bertathayyur.
Ini semua karena pengajaran Al-Quran tidak seimbang dengan pegajaran isi ajarannya. Akibat pemilahan mata pelajaran Al-Quran, di mana ilmu tilawah dibuat terpisah dengan ilmu tafsir. Sehingga muncullah orang yang pandai baca Al-Quran tapi tidak paham makna dan tafsirnya. Ilmunya boleh dibilang sepotong-sepotong.
Nantinya, kalau murid seperti sudah jadi guru ngaji, yang diajarkan hanya urusan bacaan Quran saja, sedangkan urusan tafsir dan maknanya boleh jadi dia awam. Dan kalau tidak diimbangi dengan kekuatan pribadi muslim yang baik, bisa jadi dia adalah pelaku kemungkaran dan maksiat, yang sebenarnya bertentangan dengan esensi ajaran Islam.
Maka selain kita wajib belajar membaca Al-Quran, kita juga wajib mempelajari isi dan tafsirnya. Tentu saja juga wajib mengamalkannya dengan benar.
Wallahu a’lam bishshawab, wassalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Ahmad Sarwat, Lc
Sumber:http://www.ustsarwat.com/web/syariah.php
dan untuk beragam konsultasi lainya, silahkan langsung berkunjung ke
web Ustadz Ahmad Sarwat, LC tersebut.
0 komentar:
Posting Komentar