Inilah sifat manusia, tidak pernah
merasa puas dengan harta. Buktinya adalah hadits-hadits berikut:
Pertama:
Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
« تَعِسَ عَبْدُ الدِّينَارِ
وَالدِّرْهَمِ وَالْقَطِيفَةِ وَالْخَمِيصَةِ ، إِنْ أُعْطِىَ رَضِىَ ، وَإِنْ
لَمْ يُعْطَ لَمْ يَرْضَ »
“Celakalah hamba dinar, hamba
dirham, hamba pakaian dan hamba mode. Jika diberi, ia ridho. Namun jika tidak
diberi, ia pun tidak ridho”. (HR. Bukhari no. 6435)
Kedua:
Dari Ibnu ‘Abbas, ia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Dari Ibnu ‘Abbas, ia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَوْ كَانَ لاِبْنِ آدَمَ وَادِيَانِ
مِنْ مَالٍ لاَبْتَغَى ثَالِثًا ، وَلاَ يَمْلأُ جَوْفَ ابْنِ آدَمَ إِلاَّ
التُّرَابُ ، وَيَتُوبُ اللَّهُ عَلَى مَنْ تَابَ
“Seandainya manusia diberi dua
lembah berisi harta, tentu ia masih menginginkan lembah yang ketiga. Yang bisa
memenuhi dalam perut manusia hanyalah tanah. Allah tentu akan menerima taubat
bagi siapa saja yang ingin bertaubat.” (HR. Bukhari no. 6436)
Ketiga:
Dari Ibnu ‘Abbas, ia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Dari Ibnu ‘Abbas, ia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَوْ أَنَّ لاِبْنِ آدَمَ مِثْلَ
وَادٍ مَالاً لأَحَبَّ أَنَّ لَهُ إِلَيْهِ مِثْلَهُ ، وَلاَ يَمْلأُ عَيْنَ ابْنِ
آدَمَ إِلاَّ التُّرَابُ ، وَيَتُوبُ اللَّهُ عَلَى مَنْ تَابَ
“Seandainya manusia memiliki
lembah berisi harta, tentu ia masih menginginkan harta yang banyak semisal itu
pula. Mata manusia barulah penuh jika diisi dengan tanah. Allah tentu akan
menerima taubat bagi siapa saja yang ingin bertaubat.” (HR. Bukhari no.
6437)
Keempat:
Ibnu Az Zubair pernah berkhutbah di Makkah, lalu ia mengatakan,
Ibnu Az Zubair pernah berkhutbah di Makkah, lalu ia mengatakan,
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّ
النَّبِىَّ – صلى الله عليه وسلم – كَانَ يَقُولُ « لَوْ أَنَّ ابْنَ آدَمَ
أُعْطِىَ وَادِيًا مَلأً مِنْ ذَهَبٍ أَحَبَّ إِلَيْهِ ثَانِيًا ، وَلَوْ أُعْطِىَ
ثَانِيًا أَحَبَّ إِلَيْهِ ثَالِثًا ، وَلاَ يَسُدُّ جَوْفَ ابْنِ آدَمَ إِلاَّ التُّرَابُ
، وَيَتُوبُ اللَّهُ عَلَى مَنْ تَابَ »
“Wahai sekalian manusia,
sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Seandainya manusia
diberi lembah penuh dengan emas, maka ia masih menginginkan lembah yang kedua
semisal itu. Jika diberi lembah kedua, ia pun masih menginginkan lembah ketiga.
Perut manusia tidaklah akan penuh melainkan dengan tanah. Allah tentu menerima
taubat bagi siapa saja yang bertaubat.” (HR. Bukhari no. 6438)
Dari Anas, dari Ubay, beliau
mengatakan, “Kami kira perkataan di atas adalah bagian dari Al Qur’an, hingga
Allah pun menurunkan ayat,
أَلْهَاكُمُ التَّكَاثُرُ
“Bermegah-megahan dengan harta
telah mencelakakan kalian.” (QS. At Takatsur: 1). (HR. Bukhari no. 6440)
Bukhari membawakan hadits di atas dalam Bab “Menjaga diri dari fitnah (cobaan) harta.”
Bukhari membawakan hadits di atas dalam Bab “Menjaga diri dari fitnah (cobaan) harta.”
Beberapa faedah dari hadits-hadits
di atas:
Pertama: Manusia begitu tamak dalam memperbanyak harta. Manusia
tidak pernah merasa puas dan merasa cukup dengan apa yang ada.
Kedua: Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Perut
manusia tidaklah akan penuh melainkan dengan tanah”, maksudnya: Tatkala manusia
mati, perutnya ketika dalam kubur akan dipenuhi dengan tanah. Perutnya akan
merasa cukup dengan tanah tersebut hingga ia pun kelak akan menjadi serbuk.
(Syarh Ibnu Batthol)
Ketiga: Hadits ini adalah celaan bagi orang yang terlalu tamak
dengan dunia dan tujuannya hanya ingin memperbanyak harta. Oleh karenanya, para
ulama begitu qona’ah dan selalu merasa cukup dengan harta yang mereka peroleh.
(Syarh Ibnu Batthol)
Keempat: Hadits ini adalah anjuran untuk zuhud pada dunia. Yang
namanya zuhud pada dunia adalah meninggalkan segala sesuatu yang melalaikan
dari Allah. (Keterangan Ibnu Rajab dalam Jaami’ul Ulum wal Hikam)
Kelima: Manusia akan diberi cobaan melalui harta. Ada yang
bersyukur dengan yang diberi. Ada pula yang tidak pernah merasa puas.
Raihlah Kekayaan Hakiki
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,
لَيْسَ الْغِنَى عَنْ كَثْرَةِ
الْعَرَضِ وَلَكِنَّ الْغِنَى غِنَى النَّفْسِ
“Kekayaan (yang hakiki) bukanlah dengan
banyaknya harta. Namun kekayaan (yang hakiki) adalah hati yang selalu merasa
cukup.” (HR. Bukhari no. 6446 dan Muslim no. 1051). Bukhari membawakan
hadits ini dalam Bab “Kekayaan (yang hakiki) adalah kekayaan hati (hati yang
selalu merasa cukup).”
Ya Allah, Berikanlah Kepada Kami
Kecukupan
Oleh karena itu, banyak berdo’alah
pada Allah agar selalu diberi kecukupan. Do’a yang selalu dipanjatkan oleh Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah do’a:
اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ
الْهُدَى وَالتُّقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى
“Allahumma inni as-alukal huda
wat tuqo wal ‘afaf wal ghina” (Ya Allah, aku meminta pada-Mu petunjuk,
ketakwaan, diberikan sifat ‘afaf dan ghina) (HR. Muslim no. 2721)
An Nawawi –rahimahullah- mengatakan,
“”Afaf dan ‘iffah bermakna menjauhkan dan menahan diri dari hal yang tidak
diperbolehkan. Sedangkan al ghina adalah hati yang selalu merasa cukup dan
tidak butuh pada apa yang ada di sisi manusia.” (Al Minhaj Syarh Shahih
Muslim bin Al Hajjaj, 17/41, Dar Ihya’ At Turots Al ‘Arobi). Berarti dalam
do’a ini kita meminta pada Allah [1] petunjuk (hidayah), [2] ketakwaan, [3]
sifat menjauhkan diri dari yang haram, dan [4] kecukupan.
Semoga Allah menjadikan kita sebagai
hamba yang selalu memiliki sifat ghina yang selalu merasa cukup dengan nikmat harta
yang Allah berikan.
Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal
sumber : Rumaysho.com
sumber : Rumaysho.com
0 komentar:
Posting Komentar