Perdana Menteri Palestina Ismail Haniya menegaskan bahwa Harakah Al Muqawwamah Al Islamiyah (Hamas) adalah perpanjangan gerakan induk yang ada di Mesir, Ikhwanul Muslimin. Hal itu disampaikan Haniya dalam kunjungannya ke Mursyid Am Ikhwanul Muslimin di Mesir, Selasa (26/12).
Haniya juga menegaskan bahwa Hamas adalah pembela pertama kehormatan Mesir, sebagaimana ia adalah pembela Palestina dalam menghadapi “enitas kanker” Israel. Revolusi dan perubahan di dunia Arab, menurut Haniya, akan menjadi musim gugur bagi Israel.
“Musim semi Arab akan terus menjadi musim gugur bagi Israel. Rencana Zionis segera berakhir sedangkan konstanta isu Palestina tidak akan pernah berubah, apapun kondisinya,” kata Haniya.
Haniya menyatakan kepada anggota Ikhwanul Muslimin yang hadir dalam pertemuan tersebut bahwa mereka adalah satu. Pendiri Hamas, Syaikh Ahmad Yasin, adalah mata rantai dari jihad pendiri Ikhwanul Muslimin, Hasan Al Bana.
“Wahwai saudara-saudara yang mulia, kami adalah bagian dari anda dan anda adalah bagian dari kami, anda adalah nadi kehidupan dan kami adalah pembela pertema keamanan Mesir dan kehormatannya dalam menghadapi penjajah yang menjadi kanker umat,” tambah Haniya.
Haniya mengatakan bahwa Hamas, setelah menduduki kekuasaan melalui pemungutan suara, gerakan ini menghadapi perang tiga demensi. Mulai dari blokade, isolasi politik, pembunuhan, pengusiran, dan penghancuran institusi-institusi akibat penolakan entitas Zionis Israel untuk menerima hasil pemungutan suara dan meminta penghentian perlawanan serta mengakui penjajah Israel.
Sementara itu Mursyid Ikhwan, Dr. Muhammad Badi, menghargai jihad dan perjuangan gerakan Hamas. Dia menyatakan bahwa gerakan ini telah banyak mempersembahkan pengorbanan demi isu utama kaum muslimin. Menurutnya, rezim Mesir yang sebelumnya telah membuat tembok dan pembatas antara Ikhwan dengan jantungnya, yakni antara ikhwan dengan Hamas dan rakyat Palestina.
Badi juga menyampaikan penghargaan kepada angkatan bersenjata dan dinas intelijen umum Mesir yang bergerak demi kepenetingan isu Palestina setelah revolusi, ini sangat kelihatan dalam memulai rekonsiliasi dan pembukaan gerbang perlintasan. [IK/IP]
0 komentar:
Posting Komentar