Sosok Umar bin Khottob yang kita kenal sebagai Al-Farruq dan Amirul Mukminin yang tegas dan cerdas, serta mempunyai pengaruh yang kuat di kalangan sahabat, ternyata pernah tidak betah tinggal berlama-lama di dunia. Ini bukan kabar dari infotainment yang heboh dan menggelikan, namun pengakuan langsung dari yang bersangkutan. Setidaknya tercatat begitu jelas dalam Sunan Abi Saiid Mansur dalam Jilid Dua, yang mengabadikan pengakuan sekaligus curhat Umar bin Khottob tersebut, tertulis di dalamnya :
قَالَ عُمَرُ : لَوْلاَ ثَلاَثٌ لَسَرَّنِي أَنْ أَكُونَ قَدْ مُتُّ : لَوْلاَ أَنْ أَضَعَ جَبِينِي لِلَّهِ ، وَأُجَالِسَ أَقْوَامًا يَتَلَقَّطُونَ طَيِّبَ الْكَلاَمِ كَمَا يُتَلَقَّطُ طَيِّبُ الثَّمَرِ ، وَالسَّيْرُ فِي سَبِيلِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ.
Umar bin Khotob ra berkata : " Seandainya bukan karena tiga hal, niscaya aku ingin menghadap Allah (mati), (dalam riwayat : niscaya aku tidak suka tetap di dunia ini) yaitu karena Aku berjihad di jalan Allah, meletakkan keningku di tanah untuk bersujud kepada Allah, dan duduk bersama orang-orang yang memetik perkataan yang baik, sebagaimana dipetiknya buah yang ranum ". (HR Said Mansur)
Mari kita bedah sejenak, tiga hobby Umar bin Khottob di dunia yang ternyata membuat beliau betah berlama-lama tinggal di dunia. Rasanya kita tidak punya alasan lain kecuali berusaha untuk menghayatinya, dan tentu saja menirunya sekuat tenaga. Tiga hal tersebut adalah :
Pertama : Keindahan Ukhuwah dan Persahabatan
Berkumpul dengan teman sejawat, saudara sekampung, sesama alumni sekolah, atau teman bermain di kampung yang penuh nostalgia, adalah kebahagian tersendiri yang diinginkan setiap insan. Akan ada canda tawa yang hangat mengakrabkan, nasehat dan motivasi yang menguatkan, pertanyaan-pertanyaan yang menggugah dan menyemangati. Semua begitu indah untuk terlewatkan. Keindahaan ukhuwah mampu membawa kita untuk tetap menikmati dunia. Mari berbuat lebih banyak untuk teman dan saudara, agar keindahan ukhuwah ini tetap terjaga.
Setiap majelis ukhuwah tentu bernuansa peningkatan keimanan dan saling berbagi nasehat dan motivasi. Firman Allah SWT mengingatkan begitu dalam : “kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran “ (QS Al Ashr 3). Dan inilah memang yang dipraktekan oleh para sahabat, dimana mereka saling mengingatkan untuk sejenak berkumpul dan melingkar, meningkatkan iman di hadapan Allah SWT. Dahulu mereka berusaha sekuat tenaga untuk memelihara iman mereka, memeriksa amal-amal mereka, dan saling menasihati di antara mereka.
Umar bin al-Khatthab ra mengatakan kepada para sahabatnya, “Marilah, kita berkumpul sejenak untuk meningkatkan iman.”
Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu’anhu mengatakan, “Duduklah bersama kami sejenak, kita akan menambah keimanan.” Beliau juga sering mengatakan di dalam doanya, “Ya Allah, tambahkanlah kepada kami iman, keyakinan, dan kepahaman.”
Abdullah bin Rawahah radhiyallahu’anhu memegang tangan sekelompok orang dari para sahabatnya seraya mengatakan, “Marilah, kita beriman barang sejenak. Marilah, kita mengingat Allah dan menambah keimanan dengan ketaatan kepada-Nya semoga Allah mengingat kita dengan ampunan-Nya.”
Mari memperbanyak majelis ukhuwah, nasehat dan keimanan bersama para sahabat kita. Dan bisa jadi saat ini hal-hal tersebut bisa kita dapatkan lebih mudah dengan social media yang bertebaran di jagat maya.
Kedua : Keindahan Khusyuk dalam Sholat dan Munajat
Kebahagiaan dunia lainnya adalah saat menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah SWT, tenggelam dalam dzikr, munajat, dalam doa-doa yang terlantunkan. Khususnya di sepertiga malam yang sangat menjanjikan. Seharian penuh dengan rutinitas melelahkan, akan sangat mudah terhapus dengan tiga rekaat penutup di akhir malam. Inilah rahasia para pengemban risalah, mencari bekal ruhiyah di malam-malam harinya, untuk kemudian tampil berdakwah dan menyebar kebaikan bagi sesama keesokan harinya. Benar-benar membahagiakan.
Ketiga : Keindahan Jihad fi Sabilillah
Sesungguhnya di dalam kelelahan dan keletihan saat berjihad, berdakwah ada kepuasan yang menggemuruh dalam dada. Kebahagiaan muncul dalam jiwa yang peduli untuk berjihad dan membantu yang lainnya. Meski darah tertumpah, keringat bercucuran, ataupun harta terkuras begitu rupa, saat perjuangan usai ditorehkan dengan ikhlas, apapun hasilnya hanya akan menambah kebahagiaan dalam dada. Karenanya benarlah ungkapan hikmah yang menyatakan : " seorang dengan jiwa yang besar, akan membuat raganya kelelahan mengikuti keinginan jiwanya "
Selamat menjalankan tiga hobby mulia di atas. Salam optimis di hari Jumat yang semangat !
Sumber : www.indonesiaoptimis.com
0 komentar:
Posting Komentar