“Inilah jalanku: aku dan orang-orang yang mengikutiku berdakwah kepada Allah dengan hujah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik” (Yusuf:108).

Jumat, 16 Desember 2011

TA'RIFUL QUR'QN (MENGELAL AL QUR'QN)

Mengenal Al-Qur’an (Ta’riful Qur’an)adalah sebuah keniscayaan bagi umat Islam. Bagaimana tidak, sedangkanAl-Qur’an adalah kitab sucinya: firman Allah SWT yang berisi petunjukdalam kehidupan ini sekaligus referensi pertama (maraaji’ al-ulaa) dalam beribadah kepada Allah Azza wa Jalla. Mengenal Al-Qur’an (Ta’riful Qur’an) adalah langkah awal kita untuk berinteraksi lebih jauh dengan Al-Qur’an.

Al-Qur’an (القرآن)
Secara etimologi, Al-Qur’an berasal dari kata yang sama dengan qira’ah, yaitu akar kata (masdar) dari qara’a, qira’atan wa qur’anan. Qara’amemiliki arti mengumpulkan dan menghimpun. Qira’ah berarti merangkaihuruf-huruf dan kata-kata satu dengan lainnya dalam satu ungkapankalimat yang teratur.

إِنَّ عَلَيْنَا جَمْعَهُ وَقُرْآَنَهُ (17) فَإِذَا قَرَأْنَاهُ فَاتَّبِعْ قُرْآَنَهُ (18)

Sesungguhnyaatas tanggungan Kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmupandai) membacanya. Apabila Kami telah selesai membacakannya makaikutilah bacaannya itu. (QS. Al-Qiyamah : 17-18)

Sebagai masdar dari qara’a, Al-Qur’an juga bisa berarti bacaan. Allah SWT berfirman :

كِتَابٌ فُصِّلَتْ آَيَاتُهُ قُرْآَنًا عَرَبِيًّا لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ

Kitab yang dijelaskan ayat-ayatnya, yakni bacaan dalam bahasa Arab, untuk kaum yang mengetahui, (QS. Fushilat : 3)

Sedangkan secara terminologi, definisi Al-Qur’an adalah:
Kalamullahyang merupakan mukjizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW yangdisampaikan kepada kita secara mutawatir dan membacanya bernilai ibadah.

Adalima unsur dalam definisi ini, yaitu: Kalam Allah (كلام الله), Mukjizat(المعجز), Diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW (المنزل على قلبي محمد صلىالله عليه وسلم), Diriwayatkan secara Mutawatir (المنقول بالتواتر), danMembacanya adalah Ibadah (المتعبد بتلاوته).

Kalam Allah (كلام الله)

Al-Qur’anmerupakan kalam Allah SWT yang disampaikan kepada Rasulullah SAWmelalui perantaraan Jibril. Meskipun kalam (perkataan) juga dimilikioleh manusia dan jin, malaikat, bahkan hewan, tentu saja kalam AllahSWT berbeda dari kalam makhluk.

Diturunkannya Al-Qur’an denganbahasa yang dipergunakan manusia tidak membuat Al-Qur’an secaraotomatis bukan kalam Allah, dan tidak pula mencabut sisi Ilahiah dankesucian Al-Qur’an.

إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْيٌ يُوحَى

Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya). (QS. An-Najm : 4)

Jikaorang-orang musyrikin Makkah mengatakan Al-Qur’an itu sihir danMuhammad orang gila, itu semata-mata kebencian mereka dan ketidaksiapanmereka menghadapi kalam Allah ini. Maka Allah SWT sendiri yang menjawabkedustaan mereka :

إِنَّهُلَقَوْلُ رَسُولٍ كَرِيمٍ (19) ذِي قُوَّةٍ عِنْدَ ذِي الْعَرْشِ مَكِينٍ(20) مُطَاعٍ ثَمَّ أَمِينٍ (21) وَمَا صَاحِبُكُمْ بِمَجْنُونٍ (22)

SesungguhnyaAl-Qur'an itu benar-benar firman (Allah yang dibawa oleh) utusan yangmulia (Jibril), yang mempunyai kekuatan, yang mempunyai kedudukantinggi di sisi Allah yang mempunyai 'Arsy, yang ditaati di sana (dialam malaikat) lagi dipercaya. Dan temanmu (Muhammad) itu bukanlahsekali-kali orang yang gila. (QS. At-Takwir : 19-22)

Mukjizat (المعجز)

Mukijzat (I’jaz) berarti menetapkan kelemahan, yakni ketidakmampuan mengerjakan sesuatu, lawan dari qudrah (potensi, power, kemampuan). Apabila mukjizat muncul, maka nampaklah kemampuan mu’jiz(sesuatu yang melemahkan). Dengan demikian mukjizat dapat didefinisikansebagai sesuatu hal luar biasa untuk membuktikan kenabian/kerasulanseseorang disertai dengan tantangan bagi pihak yang memusuhinya,kemudian menampakkan kelemahan mereka yang memusuhi sekaliguskeunggulannya selamat dari perlawanan. Rasulullah SAW bersabda :

مَامِنَ الأَنْبِيَاءِ نَبِىٌّ إِلاَّ أُعْطِىَ مَا مِثْلُهُ آمَنَ عَلَيْهِالْبَشَرُ ، وَإِنَّمَا كَانَ الَّذِى أُوتِيتُ وَحْيًا أَوْحَاهُ اللَّهُإِلَىَّ فَأَرْجُو أَنْ أَكُونَ أَكْثَرَهُمْ تَابِعًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ

Tiadaseorang Nabi pun kecuali diberi mukjizat yang dapat membuat manusiaberiman kepadanya. Namun apa yang diberikan kepadaku adalah wahyu yangdatangnya dari Allah. Karena itu aku berharap semoga kiranya akumenjadi Nabi yang paling banyak pengikutnya di hari kiamat. (HR. Bukhari dan Ahmad)

Al-Qur’anadalah mukjizat Nabi Muhammad SAW yang tetap abadi, bisa disaksikanhingga kini. Sejak zaman Nabi SAW, sampai sekarang dan akhir zamankelak, mukjizat ini terbukti dan tidak tertandingi.

Al-Qur’an sendiri telah menantang manusia untuk menandingi Al-Qur’an dalam tiga tahapan:
Pertama, menantang mereka (manusia dan juga jin) untuk membuat yang semisal dengan Al-Qur’an.

قُلْلَئِنِ اجْتَمَعَتِ الْإِنْسُ وَالْجِنُّ عَلَى أَنْ يَأْتُوا بِمِثْلِهَذَا الْقُرْآَنِ لَا يَأْتُونَ بِمِثْلِهِ وَلَوْ كَانَ بَعْضُهُمْلِبَعْضٍ ظَهِيرًا

Katakanlah:"Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupaAl Quran ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupadengan dia, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagianyang lain". (QS. Al-Isra’ : 88)

Ternyata mereka tidaksanggup menghadapi tantangan itu. Maka, terbuktilah keunggulanAl-Qur’an sebagai mukjizat yang tidak bisa ditandingi.

Kedua, menantang mereka dengan sepuluh surat saja dari Al-Qur’an.

أَمْيَقُولُونَ افْتَرَاهُ قُلْ فَأْتُوا بِعَشْرِ سُوَرٍ مِثْلِهِمُفْتَرَيَاتٍ وَادْعُوا مَنِ اسْتَطَعْتُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ إِنْكُنْتُمْ صَادِقِينَ (13) فَإِنْ لَمْ يَسْتَجِيبُوا لَكُمْ فَاعْلَمُواأَنَّمَا أُنْزِلَ بِعِلْمِ اللَّهِ وَأَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ فَهَلْأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ (14)

Bahkanmereka mengatakan: "Muhammad telah membuat-buat Al Quran itu",Katakanlah: "(Kalau demikian), maka datangkanlah sepuluh surat-suratyang dibuat-buat yang menyamainya, dan panggillah orang-orang yang kamusanggup (memanggilnya) selain Allah, jika kamu memang orang-orang yangbenar". Jika mereka yang kamu seru itu tidak menerima seruanmu(ajakanmu) itu maka ketahuilah, sesungguhnya Al Quran itu diturunkandengan ilmu Allah, dan bahwasanya tidak ada Tuhan selain Dia, makamaukah kamu berserah diri (kepada Allah)? (QS. Hud : 13-14)

Mereka juga tidak sanggup. Dan Al-Qur’an tetap tidak bisa ditandingi, sebab ia adalah mukjizat.

Ketiga, menantang mereka dengan satu surat saja dari Al-Qur’an.

أَمْيَقُولُونَ افْتَرَاهُ قُلْ فَأْتُوا بِسُورَةٍ مِثْلِهِ وَادْعُوا مَنِاسْتَطَعْتُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ

Atau(patutkah) mereka mengatakan "Muhammad membuat-buatnya." Katakanlah:"(Kalau benar yang kamu katakan itu), maka cobalah datangkan sebuahsurat seumpamanya dan panggillah siapa-siapa yang dapat kamu panggil(untuk membuatnya) selain Allah, jika kamu orang yang benar." (QS. Yunus : 38)

Ternyata mereka tidak sanggup membuat satu surat pun seperti Al-Qur’an. Tantangan ini juga diulang dalam ayat yang lain:

وَإِنْكُنْتُمْ فِي رَيْبٍ مِمَّا نَزَّلْنَا عَلَى عَبْدِنَا فَأْتُوابِسُورَةٍ مِنْ مِثْلِهِ وَادْعُوا شُهَدَاءَكُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ إِنْكُنْتُمْ صَادِقِينَ (23) فَإِنْ لَمْ تَفْعَلُوا وَلَنْ تَفْعَلُوافَاتَّقُوا النَّارَ الَّتِي وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُأُعِدَّتْ لِلْكَافِرِينَ (24)

Danjika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Quran yang Kami wahyukankepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal AlQuran itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamuorang-orang yang benar. Maka jika kamu tidak dapat membuat(nya) - danpasti kamu tidak akan dapat membuat(nya), peliharalah dirimu darineraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagiorang-orang kafir. (QS. Al-Baqarah : 23-24)

Mereka tetaptidak sanggup. Meskipun sampai dengan hari ini dunia dipenuhi denganpara ahli bahasa dan sastrawan Internasional, pemikir, ilmuwan dansebagainya, tidak ada satu orang pun yang berani menantang Al-Qur'anuntuk membuat yang serupa dengannya meskipun satu surat saja.MukjizatAl-Qur'an memang tidak tertandingi. Sampai sekarang, sampai kapan pun.

Selainkemukjizatan dalam aspek bahasa seperti fasahah dan balaghah yangdemikian tinggi, ada beberapa aspek lain yang menunjukkan kemukjizatanAl-Qur’an, diantaranya :

Pertama,pemberitaan mengenai hal-hal ghaib yang akan datang yang tidak mungkindiketahui kecuali dengan wahyu. Misalnya dalam firman Allah tentangberita kemenangan Romawi:

الم (1) غُلِبَتِ الرُّومُ (2) فِي أَدْنَى الْأَرْضِ وَهُمْ مِنْ بَعْدِ غَلَبِهِمْ سَيَغْلِبُونَ (3) فِي بِضْعِ سِنِينَ

AlifLaam Miim. Telah dikalahkan bangsa Romawi di negeri yang terdekat danmereka sesudah dikalahkan itu akan menang, dalam beberapa tahun lagi... (QS. Ar-Rum : 1-4)

Saat menjelaskan ayat ini dalam Tafsir Al-Qur’an Al-Adziim,Ibnu Katsir mengetengahkan kisah taruhan antara Abu Bakar danOrang-orang Musyrik. Saat itu Persia di bawah pimpinan Raja Saburberhasil mengalahkan Romawi. Orang-orang musyrik menyukai ini karenaPersia adalah penyembah berhala, sama dengan mereka. Sedangkan kaummuslimin berharap Romawi yang menang karena mereka adalah ahlu kitab,sama-sama agama samawi.

Ketika ayat itu turun, orang-orangmusyrik mengatakan, “Hai Abu Bakar, sesungguhnya temanmu (Muhammad)mengatakan bahwa bangsa Romawi akan beroleh kemenangan atas Persiabeberapa tahun mendatang.” Abu Bakar menjawab, “Benar.” Mereka berkata,“Maukah kamu bertaruh dengan kami?” Maka mereka sepakat dengan AbuBakar menjadikan taruhannya empat ekor unta dengan jarak masa tujuhtahun. Ternyata setelah berlalu masa tujuh tahun tidak terjadi apa-apa.Orang musyrik bergembira dengan hal tersebut, dan kaum muslimin merasaberat atas kekalahannya. Ketika Abu Bakar mengadukan kepada Nabi beliaubersabda:

ما بضع سنين عندكم؟ قالو: دون العشر قال: إذهب فزايدهم وازدد سنين في الأجل

“Apakahpengertian beberapa tahun di kalangan kalian?” Mereka menjawab, “Dibawah sepuluh tahun.” Nabi SAW bersabda, “Pergilah dan tantanglahmereka untuk bertaruh lagi dan tambahlah masanya dua tahun lagi.”

Belumlagi masa dua tahun itu habis, datanglah kafilah yang membawa beritatentang kemenangan Romawi atas Persia. Maka kaum mukmin bergembiradengan berita tersebut.

Kedua, keterangan mengenai fakta-faktailmiah yang mendahului ilmu pengetahuan (sains), yang di kemudian hariterbukti benar adanya. Misalnya tentang perkembangan kejadian manusiadalam rahim.

وَلَقَدْ خَلَقْنَاالْإِنْسَانَ مِنْ سُلَالَةٍ مِنْ طِينٍ (12) ثُمَّ جَعَلْنَاهُ نُطْفَةًفِي قَرَارٍ مَكِينٍ (13) ثُمَّ خَلَقْنَا النُّطْفَةَ عَلَقَةًفَخَلَقْنَا الْعَلَقَةَ مُضْغَةً فَخَلَقْنَا الْمُضْغَةَ عِظَامًافَكَسَوْنَا الْعِظَامَ لَحْمًا ثُمَّ أَنْشَأْنَاهُ خَلْقًا آَخَرَفَتَبَارَكَ اللَّهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ (14)

Dansesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati(berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yangdisimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kamijadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpaldaging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalutulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikandia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, PenciptaYang Paling Baik. (QS. Al-Mu’minun : 12-14)

Pada masaayat ini turun, ilmu pengetahuan tidak mampu berkata apa-apa tentangayat ini. Barulah pada abad kedua puluh, saat ilmu biologi dankedokteran semakin maju, fakta ilmiah yang didapatkan sama persisdengan ayat ini. Padahal ayat ini telah ada 12-13 abad sebelumnya.

Diturunkan kepada Muhammad SAW (المنزل على قلبي محمد صلى الله عليه وسلم)

Al-Qur’an diturunkan oleh Allah SWT kepada Rasulullah Muhammad SAW melalui perantaraan Malaikat Jibril. Allah SWT berfirman :

وَإِنَّهُلَتَنْزِيلُ رَبِّ الْعَالَمِينَ (192) نَزَلَ بِهِ الرُّوحُ الْأَمِينُ(193) عَلَى قَلْبِكَ لِتَكُونَ مِنَ الْمُنْذِرِينَ (194) بِلِسَانٍعَرَبِيٍّ مُبِينٍ (195)

Dansesungguhnya Al Quran ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan semestaalam, dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril), ke dalam hatimu(Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yangmemberi peringatan, dengan bahasa Arab yang jelas. (QS. Asy-Syu’ara : 192-195)

Kata “al-munazzal” (yang diturunkan), berarti tidak termasuk kalam-Nya yang sudah khusus menjadi milik-Nya.

قُلْلَوْ كَانَ الْبَحْرُ مِدَادًا لِكَلِمَاتِ رَبِّي لَنَفِدَ الْبَحْرُقَبْلَ أَنْ تَنْفَدَ كَلِمَاتُ رَبِّي وَلَوْ جِئْنَا بِمِثْلِهِ مَدَدًا

Katakanlah:Sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku,sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimatTuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula)". (QS. Al-Kahfi : 109)

وَلَوْأَنَّمَا فِي الْأَرْضِ مِنْ شَجَرَةٍ أَقْلَامٌ وَالْبَحْرُ يَمُدُّهُمِنْ بَعْدِهِ سَبْعَةُ أَبْحُرٍ مَا نَفِدَتْ كَلِمَاتُ اللَّهِ إِنَّاللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ

Danseandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta),ditambahkan kepadanya tujuh laut (lagi) sesudah (kering)nya, niscayatidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah. SesungguhnyaAllah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. Luqman : 27)

Batasan dengan kata “kepada Muhammad” menunjukkan Al-Qur’an itu tidak pernah diturunkan kepada nabi-nabi sebelumnya.

Diriwayatkan secara Mutawatir (المنقول بالتواتر)

Setiapkali Rasulullah SAW menerima wahyu yang berupa ayat-ayat Al-Qur’anbeliau membacakannya di depan para sahabat, kemudian para sahabatmenghafalkan ayat-ayat tersebut. Beliau juga menyuruh kuttab (penuliswahyu) untuk menuliskan ayat-ayat yang baru diterimanya itu. Merekayang terkenal adalah Zaid bin Tsabit, Ali bin Abi Thalib, Ubay binKa’ab, Muwaiyah bin Abu Sufyan, Abu Bakar As-Siddiq, Umar bin Khattab,Utsman bin Affan, Zubair bin Awwam, Al-Arqam bin Maslamah, Muhammad binMaslamh, Abban bin Sa’id, Khalid bin Sa’id, Tsabit bin Qais, Hanzalahbin Rabi, Khalid bin Walid, Abdullah bin Al-Arqam, A’la bin Utbah, danSyurahbil bin Hasanah.

Tulisan para kuttab itudisimpan di rumah Rasul. Ayat-ayat yang ditulis di pelepah kurma, kulithewan, dan tulang, serta kulit/daun kayu itu juga disebarkan kepadapara sahabat. Di masa Rasulullah SAW masih hidup, Al-Qur’an belumdibukukan dalam bentuk mushaf.

Pengumpulan Al-Qur’an pertamakali dilakukan pada masa kekhalifahan Abu Bakar atas usul Umar binKhattab. Meskipun pada mulanya ditolak Abu Bakar, akhirnya proyek besaritu dilakukan diantaranya dengan pertimbangan banyaknya para huffadz (penghafalAl-Qur’an) yang gugur di medan Jihad. Pada perang Yamamah saja jumlahpenghafal yang syahid mencapai 70-an orang. Begitupun pada pertempurandi Sumur Ma’unah.

Zaid bin Tsabit-lah yang kemudian ditunjukuntuk memimpin misi pengumpulan Al-Qur’an ini. Anggota tim-nya adalahUbay bin Ka’ab, Ali bin Abi Thalib, dan Utsman bin Affan. Setelahselesai, berdasarkan hasil musyawarah tulisan Al-Qur’an itu dinamakan“Mushaf” dan disimpan di rumah Hafshah.

Pada masa khalifahUtsman bin Affan, terjadi perbedaan pendapat mengenai bacaan (qira’at)Al-Qur’an. Karena begitu luasnya wilayah Islam dengan beragamdialeg-nya, qira’at Al-Qur’an semakin bervariasi, sehingga dikenal ada qira’at sab’ah(tujuh jenis bacaan). Akhirnya disepakati untuk men-standart-kankembali bacaan Al-Qur’an setelah Hudzaifah Ibnul Yaman mengusulkankepada khalifah. Utsman memerintahkan Zaid bin Tsabit, Abdullah binZubair, Sa’ad bin Ash, dan Abdurrahman bin Harits untuk menyalin mushafAbu Bakar yang ada di tangan Hafshah. Mushaf ini kemudian dikirim keMakkah, Kuffah, Basrah, Yaman, dan Syam. Sedang salinan yang aslidisimpan Utsman sendiri. Lalu semua suhuf yang ada selain itudimusnahkan/dibakar. Dari Mushaf standar Utsman inilah mushaf-mushafsampai hari ini disalin dan diperbanyak.

Demikianlah sejarahsingkat periwayatan Al-Qur’an sampai kepada kita secara mutawatir.Selain dihafal oleh ratusan sahabat, penulisan Al-Qur’an juga terjaminkeotentikannya serta dijamin pertanggungjawaban ilmiahnya. Tidak adasatu kitab suci pun dari agama selain Islam yang memiliki jaminankeotentikan seperti itu. Ini sekaligus bukti nyata dari firman AllahSWT :

إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ

Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya (QS. Al-Hijr : 9)

Membacanya Bernilai Ibadah (المتعبد بتلاوته)

Diantarakeistimewaan Al-Qur'an adalah pahala besar yang akan diperoleh bagiorang yang membacanya. Membaca Al-Qur'an, dengan demikian, bernilaiibadah yang sekaligus membedakannya dari hadits Qudsi. Baik dalamshalat maupun di luar shalat.

إِنَّالَّذِينَ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَأَنْفَقُوامِمَّا رَزَقْنَاهُمْ سِرًّا وَعَلَانِيَةً يَرْجُونَ تِجَارَةً لَنْتَبُورَ (29) لِيُوَفِّيَهُمْ أُجُورَهُمْ وَيَزِيدَهُمْ مِنْ فَضْلِهِإِنَّهُ غَفُورٌ شَكُورٌ (30)

Sesungguhnyaorang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat danmenafkahkan sebahagian dari rezki yang Kami anuge- rahkan kepada merekadengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkanperniagaan yang tidak akan merugi, agar Allah menyempurnakan kepadamereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya.Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri. (QS. Fathir : 29-30)

Rasulullah SAW mengabarkan pahala membaca Al-Qur’an ini dalam sabdanya:

مَنْقَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُبِعَشْرِ أَمْثَالِهَا لاَ أَقُولُ الم َرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌوَلاَمٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ

Siapasaja yang membaca satu huruf Kitabullah (Al-Qur’an), ia akanmendapatkan satu kebaikan. Satu kebaikan itu setara dengan sepuluh kalilipatnya. Aku tidak mengatak Alif Lam Mim sebagai satu huruf. Alif satuhuruf, Lam satu huruf, Mim satu huruf. (HR. Tirmidzi)

Demikianlah,definisi Al-Qur'an secara bahasa (etimologi) dan terminologi (istilah)yang disertai dengan dalil-dalil pendukung. Semoga setelah mengkajimateri Ta'riful Qur'an (Mengenal Al-Qur'an) ini keimanan kita kepadaAl-Qur'an semakin meningkat dan interaksi kita dengan Al-Qur'an semakinberkualitas.

Wallaahu a’lam bish shawab. 


Sumber : bersamadakwah.com


0 komentar:

Posting Komentar